Alexa

Rabu, 26 Februari 2014

Ketika tak ada pilihan selain berkata “iya”

Pernah denger bahwa kalimat yang paling sering diucapin sebagai kebohongan adalah “iya gak papa” dan “iya aku baik-baik saja”? Meski terkadang kita tahu bahwa itu bohong, namun sering kali justru kita anggap itu sebagai lampu hijau untuk tak mempermasalahkannya. Pait sih diabaikan kayak gitu, tapi ya itu pilihanmu. Kenapa harus sok tegar ketika kamu merasa sangat tidak baik-baik saja? Kenapa mesti sok kuat disaat sesungguhnya hatimu ingin menjerit? Yah itu letak kesalahannya, selalu berpura-pura tangguh!

Sebenarnya gak salah sih berusaha tersenyum ketika jiwamu meronta, terkadang itu bisa jadi penguat untuk jiwa, namun sangat manusiawi jika ada kalanya kamu menyerah dan marah. Sudah kodrat manusia merasa kecewa, asal sadar saja bahwa semua harus segera dikembalikan pada keputusan terbaik menurut-Nya. Kuasa hamba hanya berupaya dan menengadahkan doa, tapi tetap final decision dari semuanya hanya Sang Maha yang punya.

Ya sama seperti apa yang aku lakukan sekarang, ini bukan sekedar cara untuk menyampaikan rasa, tapi juga ku gunakan untuk menguatkan asa, setidaknya dengan begini kuharapkan tak ada dosa. Aku kecewa ketika tiap harapan yang terbentuk karenanya akhirnya dihancurkan lagi olehnya, meskipun aku paham bahwa itu di luar kuasanya, tapi ya seperti yang aku bilang tadi bahwa ini sangat manusiawi. Sudah berusaha sih buat menganggap semua biasa saja, tapi ya sekali lagi yang namanya hati memang susah terkendali.


Aku gak menuntut banyak, gak meminta lebih juga, hanya setidaknya beri aku sedikit waktumu untuk meyakinkanku bahwa kamu memang pilihan terbaikku ~

Diberdayakan oleh Blogger.
Back To Top